Banyak pahlawan daerah zaman kolonial berjuang bersama penduduk untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Tak terkecuali para pahlawan nasional Maluku. Salah satu wilayah Indonesia yang pertama kali dijelajahi orang Eropa adalah Kepulauan Maluku. Ini adalah hasil dari kekayaan rempah-rempah Maluku yang melimpah.
Tentu saja, penduduk Maluku tidak menyambut datangnya kekuatan asing yang mencoba menguasai daerah tersebut. Karena itu mereka terlibat dalam perlawanan terhadap kolonialisme Barat. Kemudian, sebagai akibat dari kejadian ini, pahlawan nasional Maluku menjadi terkenal. Berikut tujuh pahlawan nasional Maluku.
Baca Juga : Tari Pendet: Sejarah, Tujuan, Gerakan, Serta Kostum
Contents
7 Pahlawan Nasional Maluku
-
Kapitan Pattimura
Salah satu pahlawan nasional Maluku yang bernama Thomas Matulessy atau juga dikenal sebagai Pattimura, tidak diragukan lagi sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia. Uang pecahan Rp1.000 pada tahun emisi 2000 bergambar pahlawan nasional Maluku ini.
Pada tanggal 8 Juni 1783, Kapitan Pattimura lahir di Pulau Saparua di Maluku. Mereka bekerja sama untuk melawan Belanda bersama Anthoni Rebhok, Melchior Kesaulya, Philip Latumahina dan Ulupaha.
Pattimura meninggal di Ambon pada 16 Desember 1817, dan telah dikreditkan dengan melepaskan perlawanan terhadap penjajah dalam berbagai kesempatan. Misalnya, konflik Seram Selatan, Jasirah Hatawano, Pantai Waisisil, dan Benteng Duurstede.
-
Johannes Leimena
Melalui SK no. 52/TK/2010, tanggal 11 November 2010, Johannes Leimena ditetapkan sebagai pahlawan nasional Maluku. Tentu hal ini tak lepas dari sumbangsih pria kelahiran 6 Maret 1905 di Ambon.
Johannes Leimena muda tampaknya sudah memiliki pemikiran kritis meski berasal dari keluarga pendidik. Setelah menghadiri STOVIA, cara berpikirnya pun kian berkembang. Selanjutnya, pada tahun 1925, ia terpilih sebagai Presiden Jenderal Jong Ambon dan pada 28 Oktober 1928 ia ikut serta dalam peristiwa yang melibatkan Sumpah Pemuda.
Baca Juga : Reog Ponorogo: Sejarah, Asal Usul, & Komposisi Tarian
-
Martha Christina Tiahahu
Pahlawan nasional Maluku tidak hanya pejuang laki-laki, tetapi juga pejuang wanita yang sama-sama kuat. Seorang pahlawan wanita Maluku bernama Martha Christina Tiahahu lahir pada tanggal 4 Januari 1800 di Nusa Laut.
Kapitan Paulus Tiahahu, ayah dari Martha Christina Tiahahu, adalah orang yang mendukung Thomas Matulessy. Martha bergabung dengan ayahnya melawan Belanda tanpa ragu-ragu. Untuk melanjutkan perjuangan yang diprakarsai oleh nenek moyangnya melawan penjajah, Martha Christina Tiahahu melakukan strategi gerilya. Sayangnya, ia ditemukan dan meninggal di Laut Banda pada 2 Januari 1818.
-
Sultan Nuku
Sultan Nuku adalah seorang Sultan Tidore yang telah mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional. Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seorang pria bernama Muhammad Amiruddin menerima gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan” pada 13 April 1779.
Pada 1781, Sultan Nuku sebagai pahlawan nasional ini memainkan peran penting dalam melawan VOC dan lolos dari serangan itu. Wilayah Ternate, Ambon dan Banda yang diciptakan VOC dibebaskan oleh Sultan Tidore atau Sultan Nuku.
-
Willem Johannes Latumenten
Generasi pahlawan nasional Maluku selanjutnya adalah Willem Johannes Latumenten. Pada tanggal 16 April 1916 Latumenten lahir di Saparua. Sejak masa kolonialisme hingga masa kemerdekaan, Latumenten ikut serta dalam perlawanan rakyat.
Latumenten terus berkontribusi pada pertumbuhan olahraga Indonesia bahkan setelah negara ini merdeka. Pembinaan atlet untuk ASEAN Games, misalnya, atau naik ke posisi Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia Pusat, pendiri Sekolah Tinggi Olahraga Jakarta dan PERBASI.
Baca Juga : Mengenal 10 Negara Asean Beserta Sejarah Singkatnya!
-
Sultan Baabullah
Sultan Baabullah bersumpah untuk mengusir Portugis dari negaranya setelah diangkat menjadi Sultan Ternate menyusul kematian ayahnya di tangan Portugis. Pengepungan Benteng Portugis selama lima tahun, yang berlangsung hingga menyerahnya penjajah pada tahun 1575, adalah salah satu tindakan yang paling berani.
Di Istana Negara Jakarta pada Hari Pahlawan ke-75 2020, Presiden Joko Widodo menyatakan Sultan Baabullah sebagai pahlawan nasional atas kontribusinya dalam mengusir penjajah Portugis dari nusantara.
-
Johannes Latuharhary
Johannes Latuharhary menjadi salah satu pahlawan nasional Maluku yang mendapat gelar dari Universitas Leiden Belanda. Meski telah mengenyam pendidikan di Belanda, ia tetap terdorong oleh keinginan untuk mengusir penjajah.
Ia menjadi pemimpin Sarekat Ambon dan ambil bagian dalam pergerakan nasional. Ia kemudian dipilih untuk menjabat sebagai gubernur Maluku pertama yang berkedudukan di Yogyakarta, setelah Indonesia merdeka.
Nah, itu dia informasi seputar 7 Pahlawan Nasional Maluku Yang Populer Dan Berjasa. Sebagai masyarakat Indonesia, sudah sepatutnya kita mengenang jasa para pahlawan dan mencontoh semangat nasionalisme. Tanpa jasa para pahlawan, Indonesia mungkin tidak bisa se-merdeka saat ini. Mari kita bangun semangat dengan terus belajar dan bekerja keras membangun Indonesia lebih baik.